Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2018

Kenal jiwa

KENAL JIWA 2018 21 November 2018 Lapangan gedung F unitomo Kenal jiwa adalah latihan dasar teater kumbang fakultas sastra unitomo. Bersifat kusus untuk kepentingan kesenian teater dan juga bersifat umum untuk kepentingan kaderisasi sastra. Di dalam kehidupan, jiwa manusia seringkali mengalami kecemasan, Ketakutan dan kekhawatiran menjadi makanan sehari-hari dari jiwa. Kususnya mahasiswa. Tuntutan organisasi mahasiswa, tuntutan proses pementasan, ketakutan ketidak lulusan mata kuliah, kekhawatiran akan masa depan, semuanya siap untuk merusak ketenangan jiwa. Ketika jiwa tersiksa, maka manusia tidak akan dapat hidup maksimal. Ia tidak akan bisa menjadi pelayan sejati, yakni manusia untuk manusia lainnya . Ketika jiwa tersiksa, maka lahirlah berbagai rasa negatif di dalam diri kita. Kecemasan mewarnai hari-hari. Sikap membenci , sikap ketidak dewasaan didalam organisasi, bahkan kebiasaan memfitnah orang lain akan menjadi sikap baru didalam kebiasaan kita.  hal-hal yang  negatif s

Sejarah VISTA (Viva Sastra)

Sudah tidak asing lagi jika kita mendengar kata VISTA, kegiatan/program tetap dari Fakultas  Sastra Universitas Dr. Soetomo yang diadakan setiap tahun setelah penerimaan mahasiswa baru. Antusiasme para senior pantas diacungi jempol, karena bagi mereka sangatlah penting program VISTA diberlakukan untuk penyaringan para organisator kampus, termasuk didalamnya pengelompokan pengelompokan  atas minat dan bakat. Sekarang kita coba memahami lebih detail ya... tentunya masih tentang lingkup VISTA. Kegiatan VISTA sebenarnya bukan hal baru, tetapi pengembangan program yang sudah ada dari sebelumnya yaitu ORAL (Orientasi Alam). ORAL sendiri prinsip dasar pemikirannya adalah program Diklat (Pendidikan dan Pelatihan) tahunan untuk pengkaderan calon organisator yang ada di Sastra Unitomo, dan kegiatan tersebut dilaksanakan diluar kampus atau di alam, pengertian alam disini sudah membudaya menjadi kegiatan Camping di suasana sejuknya pegunungan. Dari prinsip tersebut sebenarnya masih sam

Tangis Tanpa Suara

Rapuh... Luka... Derita... Rambut yang terurai Mata yang berkaca kaca Senyum yang penuh kekecewaan Di keheningan sang malam Kau nampak seperti bulan Yang setiap malam semakin hilang Rapuh dimakan keputusasaan

Terlupakan

"Terlupakan" Lembah gelap nan jauh di hutan bidoro.. Terlihat kehidupan yang tak mampu tuk di gambarkan. Hanya mata dan hati yang tau semuanya.. Penduduk yang terlupakan.. Anak kecil yang kelaparan... Desa yang di anggap hilang.. Welas asih rumornya Bijaksana ungkapnya Bersikap adil rencananya Engkau pembohong dan pendusta!! Apa kau tak melihat désa itu? Apa kau tak melihat masyarakat itu? Apa kau tak melihat penderitaan anak kecil itu!? TIDAK!! Hanya janji yang kalian umbar tanpa bukti Kalian telah buta, bisu dan tak punya rasa Hei Raja dan para petinggi istana Mana janji kalian akan negeri ini? Mana janji mu pada rakyat jelata ini? Kami disini Kami ada Tapi kami terlupakan...

Alam Mencakar

Ketika tuhan memberi pertanda Kami tak peka terhadapnya Ketika tuhan memberi peringatan Kami pun acuh karenanya Lalu kau porak porandakan isi dunia gunung – gunung menghamburkan baranya Lautan menumpahkan cairannya Bumi menggoyangkan perutnya Kami meronta – ronta dan merintih Menggoreskan kabar kelam dalam hati Dahsyatnya tsunami yang menerjang setiap nyawa.. seperti tergores pecahan kaca yang dalam.. Alampun tak dapat menolong.. Tuhan… Saat kerlip bintang menghampiriku ku tak sanggup menemuinya karena aku tak sesuci dirimu Tuhan… Ketika aku bersimpuh  menghadapmu.. kuberharap hentikan amarahmu karena aku tak sekuat dirimu Tuhan… Aku sadar cahayamu selalu menyertaiku diatas puing-puing menimpaku aku mohon berikan yang terbaik bagiku Tuhan… Izinkan aku berbenah.. agar aku tak semena2 lagi dengan alam mu.. Alamku maafkan aku

Mengenal Teater Kumbang

Teater Kumbang adalah suatu wadah untuk menuangkan kreatifitas para pelaku seni yang ada di lingkup Universitas Dr. Soetomo Surabaya khususnya Fakultas Sastra. Bentukan dari organisasi intra kampus ini bertujuan untuk menyeimbangkan ruang kemandirian mahasiswa dalam berkesenian, didalamnya ada gerak kebebasan berkarya namun tertata rapi. Asal mula Kumbang sebenarnya tidak pada konteks keteateran, justru malah terkonsep hanya sebagai komunitas kecil yang mana tujuannya adalah untuk wadah berkumpul para mahasiswa sastra waktu itu. Waktu itu ya Lur...? Iya. Lha waktu itu tuh kapan ya Lur...? Berarti ini kita bahas sejarah dong...👌 Baiklah Dulur-dulur semua... kita cerita sedikit yaaa... Dahulu kala.... Ada beberapa pemuda 😂  Hehehe...terlalu seperti ndongeng nih... Begini Lur... dulu itu ada beberapa mahasiswa yang lagi nongkrong di sebuah kedai, yaa..taulah nongkrongnya ngopi² sambil makan gorengan gitu. Orangnya itu namanya Kak Yufit, Kak Setyo, Kak Adi dan Ka

Pementasan SRC Fest (Sampoerna Retail Community)

Gambar
Pementasan SRC Fest Bisa dibilang pementasan kali ini adalah pementasan yang penuh dengan tantangan, saat itu kader Kumbang selain fokus pada pementasan dihadapkan juga pada penggarapan event halloween party pada tanggal yang sama , kami bersyukur memiliki tradisi keyakinan yang sama, bahwa sebuah tantangan adalah sebuah kesenian baru pada jati diri kader kumbang. Disisi lain teater Kumbang memainkan dua karya , kisah kemandirian Mika dan kisah dua orang sahabat , peran Mika dimainkan oleh Eka Aprilia mahasiswa  Fakultas Sastra Inggris angkatan 2017 yang berperan sebagai seorang gadis hidup di desa terpencil , miskin dan hidup dihutan sendirian... lalu bertemu seorang kakek tua misterius yang diperankan oleh Bagus (mahasiswa Fakultas Sastra Inggris angkatan 2017 ), kakek tua tersebut tak sadarkan diri mengalami patah kaki akibat terpeleset di hutan rimba, lalu Mika menolong kakek tua itu dan merawatnya , hingga 3 bulan lamanya, selang 3 bulan si kakek sembuh dan berpamit ingin me