Kenal jiwa
KENAL JIWA 2018
21 November 2018
Lapangan gedung F unitomo
Kenal jiwa adalah latihan dasar teater kumbang fakultas sastra unitomo.
Bersifat kusus untuk kepentingan kesenian teater dan juga bersifat umum untuk kepentingan kaderisasi sastra.
Di dalam kehidupan, jiwa manusia seringkali mengalami kecemasan, Ketakutan dan kekhawatiran menjadi makanan sehari-hari dari jiwa. Kususnya mahasiswa. Tuntutan organisasi mahasiswa, tuntutan proses pementasan, ketakutan ketidak lulusan mata kuliah, kekhawatiran akan masa depan, semuanya siap untuk merusak ketenangan jiwa. Ketika jiwa tersiksa, maka manusia tidak akan dapat hidup maksimal. Ia tidak akan bisa menjadi pelayan sejati, yakni manusia untuk manusia lainnya .
Ketika jiwa tersiksa, maka lahirlah berbagai rasa negatif di dalam diri kita. Kecemasan mewarnai hari-hari. Sikap membenci , sikap ketidak dewasaan didalam organisasi, bahkan kebiasaan memfitnah orang lain akan menjadi sikap baru didalam kebiasaan kita. hal-hal yang negatif seperti ini membuat kita tidak bisa menemukan kebahagiaan yang sejati.
Ironisnya, itulah situasi hidup banyak mahasiswa modern saat ini. Hidup mereka terombang ambing antara ketakutan satu dan ketakutan lainnya. Kecemasan dan ketakutan yang mengisi hari-hari mereka. Di dalam tempaan suasana menyiksa semacam itu, kegembiraan bagaikan titik sesaat yang akan segera berlalu.
Mekanisme pengolahan dan kenal jiwa inilah yang membawa orang pada kesadaran sejati, dan tidak lagi dibuat susah oleh gejolak kehidupan yang terus berubah. Dengan cara ini, orang bisa jadi pribadi yang lebih reflektif, karena ia terus sadar apa yang terjadi di dalam jiwanya. Tindak melayani yang sejati terletak pada kebebasan diri, bukan emosi.
Ketika orang sudah menyentuh jati diri sejatinya, dan menjaga jarak dari jati diri sosialnya, ia akan bisa melayani dengan bebas dan efektif.
Ia tidak melayani untuk mencari nama baik atau pengakuan diri. Ia tidak melayani untuk bisa diterima di lingkungan sosialnya. Terlebih, ia tidak melayani untuk menjilat sebagai seorang creator yang paling berjasa bagi lingkungan sosialnya . Ia melayani, karena tindakan itu sendiri sesuai dengan dorongan diri sejati yang ada di dalam jiwanya. Ia tidak membutuhkan pamrih, karena ia sadar, itu semua hanya kebutuhan dari jati diri sosial yang semu dan mudah berubah.
Ketika melayani, ia tidak merasa terhina, ketika gagal, atau ditolak dengan kasar. Ketika melayani, ia tidak merasa lelah, karena tidak ada orang yang menghargainya, karena ia memang tidak mencari penghargaan. Ketika bekerja dan melayani, ia tidak takut oleh ancaman, karena ia tahu, semua ancaman itu ditujukan pada jati diri sosialnya yang bersifat rapuh dan semu. Ia akan menjadi pelayan yang sejati, yang melayani dengan spiritualitas yang sejati, bukan dengan kepentingan sesaat, mencari nama baik, apalagi untuk menjadi seorang penjilat.
Berdasarkan pemahaman nilai nilai filosifis pengolahan jiwa tersebutlah, di aplikasikan teater kumbang didalam sebuah majelis pembelajaran yang kami sebut sebagai "KENAL JIWA". Selain dibutuhkan jiwa yang tulus didalam sebuah proses pementasan teater, mengolah jiwa juga di butuhkan untuk kedirian kita didalam lingkungan sosial organisasi.
Pengolahan jiwa tersebut selain dipahami juga harus dilatih sebagai salah satu elemen aplikasi dari pengolahan jiwa. Berdasarkan itulah dijabarkan menjadi 5 bagian materi penting dalam kenal jiwa :
1. Penyiapan/pemahaman indera
Indra merupakan alat penghubung/kontak antara jiwa dalam wujud kesadaran rohani diri dengan material lingkungan. Didalam basic keilmuwan teater terdiri dari 3 hal penting
A. Olah sukma
B. olah gerak
C. Olah vocal
Untuk membantu didalam mengolah 3 hal penting tersebut maka diwajibkan sebagai pelaku seniman teater untuk melatih indra mereka sebagai alat pembantu untuk melihat (mata), alat pembantu untuk mengecap (lidah), alat pembantu untuk membau (hidung), alat pembantu untuk mendengar (telinga), dan alat pembantu untuk merasakan (kulit/indra peraba).
Jika ini dilatih akan menghasilkan intuisi yang bisa berfungsi untuk kepentingan2 banyak hal termasuk organisasi
2. Ketahanan
Ketahanan diri merupakan suatu elemen penting didalam sebuah proses. Baik dari segi keaktoran maupun didalam ranah organisasi.
Dimana ketahanan raga kita teruji disaat kita menjalani proses tersebut, semua akan terlihat karakter kedirian kita. Apakah kita termasuk orang yang patah semangat, atau bahkan kita sudah teruji kedirian kita sebagai seorang yang berkomitmen tinggi.
Semua hal tersebut bisa dilatih dengan metode pembelajaran ketahanan raga kita
3. Pembebasan ruang/proyeksi
Keseimbangan antara sesuatu hal yang perlu dipikir dan tidak perlu difikirkan / Fokus berkaitan erat dengan motivasi diri. Untuk tetap fokus pada goal/tujuan yang sudah ditetapkan bukanlah perkara mudah. Pada banyak kasus sebuah pementasan atau bahkan organisasi mahasiswa mayoritas orang mulai kehilangan fokusnya di saat mereka sudah mendapatkan masalah atau kendala disetiap proses kegiatan pementasan atau kegiatan mahasiswa lainya yang memecah konsentrasi dan perhatian terhadap tujuan.
Untuk mencapai tujuan tersebut selainan kedirian yang kuat dibutuhkan fokus untuk menyusun strategi dan rencana edukasi dan latihan khusus guna mencapai tujuan tersebut.
4. Intuitif/creat to creator
Intuisi adalah istilah untuk kemampuan memahami sesuatu tanpa melalui penalaran rasional dan intelektualitas. Sepertinya pemahaman itu tiba-tiba saja datangnya dari dunia lain dan di luar kesadaran.
intuisi dalam bahasa sederhana bisa diartikan getaran hati (jiwa) akan sesuatu hal (Kausalitas) yang dihadapi atau yang akan terjadi. Getaran hati atau mungkin bisa juga diartikan "perasaan" akan sesuatu (itu) muncul atau terasa. akal (sehat) berpikir dan berbicara (sehat) akan membuat hati/perasaan sehat (tenang), begitupun sebaliknya.
Sampai saat ini dipercaya bahwa intuisi yang baik dan tajam adalah syarat agar seseorang dapat mencapai tujuannya.
5. Penyifatan
Pencerminan sifat didalam berkesenian . Seniman mengekspresikan perasaan estetisnya melalui karyanya, sedangkan penikmat seni menghayati , memahami, dan mengapresiasi karya tersebut dengan perasaannya.
Cerminan sifat berkesenian teater kumbang akan terlihat ketika sudah memahami nilai nilai filosofus kumbang itu sendiri.
Materi - materi tersebut menjadi landasan untuk membentuk kepribadian kader - kader teater kumbang. Agar memberikan manfaat yang baik bagi seluruh lingkungan dan juga bagi orang - orang disekitar kita.
21 November 2018
Lapangan gedung F unitomo
Kenal jiwa adalah latihan dasar teater kumbang fakultas sastra unitomo.
Bersifat kusus untuk kepentingan kesenian teater dan juga bersifat umum untuk kepentingan kaderisasi sastra.
Di dalam kehidupan, jiwa manusia seringkali mengalami kecemasan, Ketakutan dan kekhawatiran menjadi makanan sehari-hari dari jiwa. Kususnya mahasiswa. Tuntutan organisasi mahasiswa, tuntutan proses pementasan, ketakutan ketidak lulusan mata kuliah, kekhawatiran akan masa depan, semuanya siap untuk merusak ketenangan jiwa. Ketika jiwa tersiksa, maka manusia tidak akan dapat hidup maksimal. Ia tidak akan bisa menjadi pelayan sejati, yakni manusia untuk manusia lainnya .
Ketika jiwa tersiksa, maka lahirlah berbagai rasa negatif di dalam diri kita. Kecemasan mewarnai hari-hari. Sikap membenci , sikap ketidak dewasaan didalam organisasi, bahkan kebiasaan memfitnah orang lain akan menjadi sikap baru didalam kebiasaan kita. hal-hal yang negatif seperti ini membuat kita tidak bisa menemukan kebahagiaan yang sejati.
Ironisnya, itulah situasi hidup banyak mahasiswa modern saat ini. Hidup mereka terombang ambing antara ketakutan satu dan ketakutan lainnya. Kecemasan dan ketakutan yang mengisi hari-hari mereka. Di dalam tempaan suasana menyiksa semacam itu, kegembiraan bagaikan titik sesaat yang akan segera berlalu.
Mekanisme pengolahan dan kenal jiwa inilah yang membawa orang pada kesadaran sejati, dan tidak lagi dibuat susah oleh gejolak kehidupan yang terus berubah. Dengan cara ini, orang bisa jadi pribadi yang lebih reflektif, karena ia terus sadar apa yang terjadi di dalam jiwanya. Tindak melayani yang sejati terletak pada kebebasan diri, bukan emosi.
Ketika orang sudah menyentuh jati diri sejatinya, dan menjaga jarak dari jati diri sosialnya, ia akan bisa melayani dengan bebas dan efektif.
Ia tidak melayani untuk mencari nama baik atau pengakuan diri. Ia tidak melayani untuk bisa diterima di lingkungan sosialnya. Terlebih, ia tidak melayani untuk menjilat sebagai seorang creator yang paling berjasa bagi lingkungan sosialnya . Ia melayani, karena tindakan itu sendiri sesuai dengan dorongan diri sejati yang ada di dalam jiwanya. Ia tidak membutuhkan pamrih, karena ia sadar, itu semua hanya kebutuhan dari jati diri sosial yang semu dan mudah berubah.
Ketika melayani, ia tidak merasa terhina, ketika gagal, atau ditolak dengan kasar. Ketika melayani, ia tidak merasa lelah, karena tidak ada orang yang menghargainya, karena ia memang tidak mencari penghargaan. Ketika bekerja dan melayani, ia tidak takut oleh ancaman, karena ia tahu, semua ancaman itu ditujukan pada jati diri sosialnya yang bersifat rapuh dan semu. Ia akan menjadi pelayan yang sejati, yang melayani dengan spiritualitas yang sejati, bukan dengan kepentingan sesaat, mencari nama baik, apalagi untuk menjadi seorang penjilat.
Berdasarkan pemahaman nilai nilai filosifis pengolahan jiwa tersebutlah, di aplikasikan teater kumbang didalam sebuah majelis pembelajaran yang kami sebut sebagai "KENAL JIWA". Selain dibutuhkan jiwa yang tulus didalam sebuah proses pementasan teater, mengolah jiwa juga di butuhkan untuk kedirian kita didalam lingkungan sosial organisasi.
Pengolahan jiwa tersebut selain dipahami juga harus dilatih sebagai salah satu elemen aplikasi dari pengolahan jiwa. Berdasarkan itulah dijabarkan menjadi 5 bagian materi penting dalam kenal jiwa :
1. Penyiapan/pemahaman indera
Indra merupakan alat penghubung/kontak antara jiwa dalam wujud kesadaran rohani diri dengan material lingkungan. Didalam basic keilmuwan teater terdiri dari 3 hal penting
A. Olah sukma
B. olah gerak
C. Olah vocal
Untuk membantu didalam mengolah 3 hal penting tersebut maka diwajibkan sebagai pelaku seniman teater untuk melatih indra mereka sebagai alat pembantu untuk melihat (mata), alat pembantu untuk mengecap (lidah), alat pembantu untuk membau (hidung), alat pembantu untuk mendengar (telinga), dan alat pembantu untuk merasakan (kulit/indra peraba).
Jika ini dilatih akan menghasilkan intuisi yang bisa berfungsi untuk kepentingan2 banyak hal termasuk organisasi
2. Ketahanan
Ketahanan diri merupakan suatu elemen penting didalam sebuah proses. Baik dari segi keaktoran maupun didalam ranah organisasi.
Dimana ketahanan raga kita teruji disaat kita menjalani proses tersebut, semua akan terlihat karakter kedirian kita. Apakah kita termasuk orang yang patah semangat, atau bahkan kita sudah teruji kedirian kita sebagai seorang yang berkomitmen tinggi.
Semua hal tersebut bisa dilatih dengan metode pembelajaran ketahanan raga kita
3. Pembebasan ruang/proyeksi
Keseimbangan antara sesuatu hal yang perlu dipikir dan tidak perlu difikirkan / Fokus berkaitan erat dengan motivasi diri. Untuk tetap fokus pada goal/tujuan yang sudah ditetapkan bukanlah perkara mudah. Pada banyak kasus sebuah pementasan atau bahkan organisasi mahasiswa mayoritas orang mulai kehilangan fokusnya di saat mereka sudah mendapatkan masalah atau kendala disetiap proses kegiatan pementasan atau kegiatan mahasiswa lainya yang memecah konsentrasi dan perhatian terhadap tujuan.
Untuk mencapai tujuan tersebut selainan kedirian yang kuat dibutuhkan fokus untuk menyusun strategi dan rencana edukasi dan latihan khusus guna mencapai tujuan tersebut.
4. Intuitif/creat to creator
Intuisi adalah istilah untuk kemampuan memahami sesuatu tanpa melalui penalaran rasional dan intelektualitas. Sepertinya pemahaman itu tiba-tiba saja datangnya dari dunia lain dan di luar kesadaran.
intuisi dalam bahasa sederhana bisa diartikan getaran hati (jiwa) akan sesuatu hal (Kausalitas) yang dihadapi atau yang akan terjadi. Getaran hati atau mungkin bisa juga diartikan "perasaan" akan sesuatu (itu) muncul atau terasa. akal (sehat) berpikir dan berbicara (sehat) akan membuat hati/perasaan sehat (tenang), begitupun sebaliknya.
Sampai saat ini dipercaya bahwa intuisi yang baik dan tajam adalah syarat agar seseorang dapat mencapai tujuannya.
5. Penyifatan
Pencerminan sifat didalam berkesenian . Seniman mengekspresikan perasaan estetisnya melalui karyanya, sedangkan penikmat seni menghayati , memahami, dan mengapresiasi karya tersebut dengan perasaannya.
Cerminan sifat berkesenian teater kumbang akan terlihat ketika sudah memahami nilai nilai filosofus kumbang itu sendiri.
Materi - materi tersebut menjadi landasan untuk membentuk kepribadian kader - kader teater kumbang. Agar memberikan manfaat yang baik bagi seluruh lingkungan dan juga bagi orang - orang disekitar kita.
Komentar
Posting Komentar